Pages

Sabtu, 01 Februari 2014

Pengertian Psikologi dan Tetek Bengeknya


A.    PENGERTIAN PSIKOLOGI
1.      Menurut Bahasa
“Psyche” dari bahasa Yunani yang artinya nafas kehidupan yaitu ruh/jiwa. Dalam mitologi Yunani, psyche digambarkan sebagai seekor kupu-kupu yang menjadi istri eros, dewa cinta (orang Romawi menyebutnya Cupid). 
y       = (dieja “psi”) sekarang dijadikan lambang psi internasional.
Logos= pengetahuan atau kajian
Jadi, psikologi adalah ilmu yang mepelajari jiwa.
2.      Menurut Istilah
Menurut Wilheim Wunt, psikologi adalah ilmu yang menyelidiki pengalaman-pengalaman yang timbul dari diri manusia seperti feeling (perasaan), thinking, motivasi. Sedang, menurut Plato dan Aristoteles, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hakekat jiwa serta prosesnya sampai akhir.
3.      Menurut Agama
Psikologi = ilmu nafs
Adalah ilmu yang tidak hanya mempelajari tentang perilaku sebagai fenomena kejiwaan saja, melainkan juga membahas konteks sistem kerohanian yang memiliki hubungan vertical dengan Allah.
B.     RUANG LINGKUP
Secara umum psikologi dibagi menjadi:
o   Psikologi umum: psikologi yang mempelajari kegiatan-kegiatan psikis manusia yang tercermin dalam tingkah laku pada umumnya, yang dewasa, yang normal, dsb.
o   Psikologi khusus: psikologi yang menyelidiki segi-segi kekhususan dari aktivitas-aktivitas psikis manusia. Contoh: psikologi perkembangan,sosial, kriminal, kepribadian, pendidikan, industri, psikopatologi, kesehatan, dll.
C.    HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU LAIN
o   Biologi, biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Oleh karena itu psikologi maupun biologi sama-sama mempunyai sasaran yang sama yaitu manusia. Ex: keturunan.
o   Sosiologi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam bermasyarakat dan bagaimana hubungannya dengan kelompok lain.
Sosiologi menitikberatkan pada hidup berkelompok dg ciri-cirinya berupa organisasi di dalamnya. Sedangkan psikologi menitikberatkan pada sasaran individual sebagai anggota masyarakat dalam berhubungan dengan orang lain.
o   Filsafat, adalah ilmu yang membicarakan tentang hakekat kodrat manusia, tujuan kehidupan di dunia, dsb. Hubungan dengan psikologi yaitu mengenai hal-hal yang bersifat hekekat terutama jiwa.
o   Fisiologi (Faal), fisiologi mempelajari tentang fungsi badan manusia sedangkan psikologi mempelajari fungsi tubuh tersebut dapat bekerja akibat kegiatan jiwa.

D.    SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI
@ Pada masa Yunani kuno
Terdapat aliran beberapa aliran, yaitu:
>Monoisme (jiwa dan badan satu). Heracles: segala sesuatu berasal dari api. Thales (624-545 sm): berasal dari air. Anaximander (610-546 sm): berasal dari yang tidak tentu/tak terbatas. Anaximanes (abad ke 6 sm): berasal dari udara. Empeclodes (493-433 sm): berasal dari tanah (tubuh), air (cairan dalam tubuh), api (rasio/mental), udara (unsur kehidupan). Dll.
>Dualisme (jiwa dan tubuh berbeda). Descartes (1596-1650): cogeto ergo sum (saya berfikir maka saya ada), jiwa mempengaruhi raga dan tidak sebaliknya, fungsi jiwa hanya satu yakni berfikir, pemikiran dibagi 2, yaitu: luar individu dan dalam.
@ Masa keemasan (filsafat) islam
 >Al Ghozali (1059-1111 M), manusia terdiri dari 4 unsur utama (qolbu, ruh, akal dan nafs).
>Ibnu Sina (abad ke 17), menurut beliau, jiwa mempunyai 7 kesanggupan, yakni: 3 kesanggupan dimiliki tumbuhan, 2 kesanggupan dimiliki binatang dan 2 kesanggupan dimiliki oleh manusia.
>Ibnu Rusydi (1126): jiwa itu ada yang datang, tumbuh dan pergi meninggalkan tubuh da nada pula jiwa yang baka atau kekal dari alam yang kebih tinggi.
>Alkindi: jiwa tidak sama dengan tubuh.
>Ibnu Bajjah: jiwa bersifat nutritive, sensitive dan imajinatif.
>Suhrawardi Al Maghful: jiwa dan tubuh tidak sama dengan hubungan sebab akibat.
>Nashirudin Tusi: jiwa bersifat material.
@ Psikologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri
Psikologi resmi lahir pada tahun 1879.
>Wilhem Wundt (1832-1920), adalah tokoh psikologi yang pertama kali membuat psikologi memisahkan diri dari filsafat dengan mendirikan laboratorium psikologi pertama kali di Leipzig, jerman pada tahun 1875.
>Edward Titchener (1867-1927), dengan membuat aliran struktualisme.
>Herman Ebbinghaus (1850-1909), ia melakukan penyelidikan bagaimana proses individu itu mengingat dan lupa.
>G. E. Muller (1850-1934), ia berpendapat bahwa proses mengingat dan lupa tidak semata-mata karena proses otomatis dan mekanistis.
@ Psikologi masuk Indonesia (1952)          
Pertama kali diperkenalkan oleh seorang psikiatri fak. Kedokteran UI yakni Slamet Imam Santoso. Pada awalnya psikologi masih dibawah naungan fak. Kedokteran, namun berubah menjadi fak. sendiri dengan Slamet sebagai dekan. Tahun 1961 Unpad membuka fak. psikologi. Tahun 1964 UGM dan 1992 Unair. Tahun 1997 UIN Maliki/STAIN membuka fak. psikologi.



E. SEJARAH PERKEMBANGAN PERSENTUHAN PSIKOLOGI DENGAN AGAMA
>Periode pertama (pertengahan abad ke 19). Ciri pertamanya adalah pengembangan secara observasi dan eksperimen (tokohnya: Wilhem Wundt) yang tertuju pada TL manusia secara umum sehingga perilaku agama kurang mendapat perhatian. Oleh karena itu persentuhan psikologi dengan agama belum menemukan wujudnya.
>Periode kedua (akhir abad ke 19-20). Ciri utamanya adalah adanya usaha dari para psikolog untuk mengkaji dan menafsirkan perilaku agama berdasarkan konsep dan teori psikologi. Periode ini istilah psikologi sudah menjadi salah satu cabang dalam psikologi dengan objek kajian perilaku beragama.
>Periode ketiga (1930-1950). Periode ini adalah masa kemerosotan hubungan antara psikologi dengan agama. Artinya para psikolog tidak mengarahkan perhatiannya pada perilaku beragama.
>Periode keempat (1960-2001). Periode ini, agama, nilai dan budaya telah menjadi objek kajian dari psikologi sekaligus sebagai sumber inspirasi bagi pembangunan teori-teori psikologi.
F.   PENGERTIAN JIWA MENURUT AGAMA DAN PSIKOLOGI
>Aristoteles. Anima Vegetativa: jiwa yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan (yang mempunyai kemampuan untuk makan, minum, dan berkembang biak). Anima Sentitiva: jiwa yang terdapat pada hewan (ex: vegetative, berpindah tempat, mengamati). Anima Intelektiva: terdapat pada manusia (selain mempunyai kemampuan vegetative dan sentitiva juga berfikir, berkemauan).
>Ki Hajar Dewantoro: kekuatan yang menyebabkan hidupnya manusia, menyebabkan manusia dapat berfikir, berperasaan dan berkehendak, menyebabkan orang mengerti akan segala gerak jiwanya.
>Abu Ahmadi: jiwa adalah hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur semua perbuatan manusia.
>Al Kindi: jiwa tidak tersusun, bersifat spiritual, ilahiyah, terpisah dan berbeda dengan tubuh.
>Khazanah keilmuan Islam: jiwa=nafs dan ini mempunyai banyak arti. Hati (Al Isra’: 17), jenis (At Taubah: 128), ruh (Az Zumar: 42), totalitas manusia (Ali Imran: 185), sisi dalam jiwa manusia (Ar Ra’du:11).
G. MANUSIA DALAM TINJAUAN PSIKOLOGI DAN AGAMA
Manusia menurut para ahli:
Heracles: segala sesuatu berasal dari api, sementara menurut Al Qur;an yang berasal dari api itu iblis (Al A’raf: 16). Thales (624-545 sm): berasal dari air, sementara menurut Al Qur’an surat Al Anbiya’: 30 dijelaskn bahwa yang terbuat dari air adalah segala sesuatu yang diciptakan Allah . Anaximander (610-546 sm): berasal dari yang tidak tentu/tak terbatas. Anaximanes (abad ke 6 sm): berasal dari udara. Empeclodes (493-433 sm): berasal dari tanah (tubuh), air (cairan dalam tubuh), api (rasio/mental), udara (unsur kehidupan).
H. ALIRAN DAN TOKOH-TOKOH PSIKOLOGI
o   PSIKOANALISA
>Sigmund freud
POKOK-POKOK TEORI KEPRIBADIAN FREUD
Teori Freud mengenai kepribadian dapat dijelaskan dalam rangka struktur, dinamika dan perkembangan kepribadian.
>Struktur Kepribadian
Das Es (Id)
Istilah yang diambil dari kata ganti untuk “sesuatu” atau “itu”. Id tidak mempunyai kontak dengan dunia nyata, tetapi selalu berupaya untuk meredam ketegangan dengan cara memuaskan hasrat-hasrat dasar. Aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan sistem original di dalam kepribadian. Id berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir, termasuk instink-instink, Id merupakan “reservoir” energi psikis yang menggerakkan Das Ich (ego) dan Das Ueber Ich (super ego). Energi psikis dalam Id dapat meningkat karena adanya perangsang, baik perangsang dari luar maupun perangsang dari dalam. Apabila energi itu meningkat dapat menimbulkan ketegangan, dengan segera Id mereduksikan energi untuk menghilangkan ketegangan, pedoman ini disebut Freud dengan “Prinsip Kenikmatan” (pleasure priciple). Untuk mencapai kenikmatan, Id mempunyai duacara (alat proses), yaitu :
  • Refleks dan reaksi-reaksi otomatis, misalnya bersin, berkedip.
  • Proses primer, misalnya orang lapar membayangkan makanan.
Seluruh energi Id dicurahkan demi satu tujuan semata yaitu mencari kesenangan tanpa peduli apakah kesenanga tersebut sesuai atau tidak untuk ditampilkan.
Singkatnya, Id adalah wilayah yang primitif, kacau balau, dan tidak terjangkau oleh alam sadar.
2.      Das Ich (Ego)
Ego atau saya, adalah satu-satunya wilayah pikiran yang memiliki kontak dengan realita. Aspek ini adalah aspek psikologis dari kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan kenyataan (realita). Sebagi satu-satunya wilayah dari pikiran yang berhubungan dengan dunia luar (realita), maka Ego pun mengambil peran eksekutif atau pengambil keputusan dari kepribadian. Di dalam fungsinya,  Ego berpegang pada prinsip kenyataan (reality priciple), yaitu Ego harus menimbang-nimbang antara sederetan tuntutan Id yang tidak masuk akan dan saling bertentangan dengan Super Ego. Jadi, Ego terus menerus berupaya untuk mengendalikan tuntutan buta dan irasional dari Id serta Super Ego dengan tuntutan realistis dari dunia luar. Terjepit oleh tiga sisi kekuatan yang saling berbeda dan berlawanan satu dengan yang lainnya, maka Ego pun memunculkan reaksi yang sudah bisa kita perkirakan yaitu cemas. Oleh karena itu, Ego menggunakkan represi dan mekanisme pertahanan diri (defense mechanism) lainnya untuk melindungi diri dari kecemasan tersebut.
Menurut Freud (1933/ 1964), Ego berkembang terpisah dari Id ketika bayi belajar untuk membedakan dirinya dengan dunia luar. Sementara Id tetap tak berubah, Ego terus mengembangkan aneka strategi untuk mengontrol tuntutan-tuntutan Id akan kesenangan yang tidak realistis. Kadang-kadang Ego sanggup mengekang dorongan Id yang serba kuat dan mencari kesenangan, kadang-kadang Id gagal memegang kendali. Ego terus tarik ulur dengan dorongan-dorongan Id, tetapi Ego sebetulnya berada dalam genggaman Id yang lebih kuat tetapi tidak teratur. Ego tidak mempunyai kekuatan sendiri karena Ego meminjam energi dari Id. Sekalipun bergantung pada Id, terkadang Ego berhasil memegang kendali penuh, contohnya pada seseorang yang telah matang secara psikologis.
3.      Das Ueber Ich (Super Ego)
Super ego mewakili aspek-aspek moral dan ideal dari kepribadian serta dikendalikan oleh prinsip-prinsip moralitas dan idealis yang berbeda dengan prinsip kesenangan dari Id dan prinsir realistis dari Ego.
Super ego memiliki dua subsistem, suara hati dan ego ideal. Freud tidak membedakan kedua fungsi ini secara jelas, tetapi secara umum, suara hati lahir dari pengalaman-pengalaman mendapatkan hukuman atas perilaku yang tidak pantas dan mengajari kita tentang hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan, sedangkan ego ideal berkembang dari pengalaman mendapatkan imbalan atas perilaku yang tepat dan mengarahkan kita pada hal-halyang sebaiknya dilakukan.
Super ego yang berkembang dengan baik berperan dalam mengendalikan dorongan seksual dan agresif melalui proses represi. Super ego tidak bisa menghasil represi sendiri, tetapi super ego bisa memerintahkan ego untuk melakukan hal tersebut (mekanisme pertahanan). Adapun fungsi pokok super ego itu dapat dilihat dalam hubungan dengan ketiga wilayah  pikiran, yaitu :
  • Merintangi impuls-impuls Id, terutama impuls-impuls seksual dan agresif yang pernyataannya sangat ditentang oleh masyarakat.
  • Mendorong Ego untuk lebih mengejar hal-hal yang moralistis daripada yang realistis.
  • Mengejar kesempurnaan.
Freud menggarisbawahi bahwa antar wilayah pikiran  tersebut tidak dipisahkan secara tegas maupun dibagi oleh sekat yang jelas. Perkembangan ketiga wilayah pikiran ini bervariasi antar individu yang berbeda. Bagi sebagian orang, super ego baru berkembang setelah masa kanak-kanak, sedangkan bagi yang lain, super ego mendominasi kepribadian lewat rasa bersalah dan perasaan inferior. Sedangkan bagi yang lain lagi, ego dan super ego bergantian mengendalikan kepribadian sehingga mengakibatkan mood berfluktuasi secara ekstrim dan muncul siklus di mana rasa percaya diri dan rasa menghukum diri sendiri muncul bergantian. Pada individu yang sehat, Id dan super ego terintegrasi ke dalam ego yang berfungsi baik dan beroperasi harmonis dengan konflik yang minim.
o   BEHAVIOR
Ø  John Watson
  • Teori dan Konsep Behaviorisme dari Watson
Teori belajar S-R (stimulus – respon) yang langsung ini disebut juga dengan koneksionisme menurut Thorndike, dan behaviorisme menurut Watson, namun dalam perkembangan besarnya koneksionisme juga dikenal dengan psikologi behavioristik.
Stimulus dan respon (S-R) tersebut memang harus dapat diamati, meskipun perubahan yang tidak dapat diamati seperti perubahan mental itu penting, namun menurutnya tidak menjelaskan apakah proses belajar tersebut sudah terjadi apa belum.  Dengan asumsi demikian, dapat diramalkan perubahan apa yang akan terjadi pada anak.
Teori perubahan perilaku (belajar) dalam kelompok behaviorisme ini memandang manusia sebagai produk lingkungan. Segala perilaku manusia sebagian besar akibat pengaruh lingkungan sekitarnya. Lingkunganlah yang membentuk kepribadian manusia.Behaviorisme tidak bermaksud mempermasalahkan norma-norma pada manusia. Apakah seorang manusia tergolong baik, tidak baik, emosional, rasional, ataupun irasional. Di sini hanya dibicarakan bahwa perilaku manusia itu sebagai akibat berinteraksi dengan lingkungan, dan pola interaksi tersebut harus bisa diamati dari luar.
Belajar dalam teori behaviorisme ini selanjutnya dikatakan sebagai hubungan langsung antara stimulus yang datang dari luar dengan respons yang ditampilkan oleh individu. Respons tertentu akan muncul dari individu, jika diberi stimulus dari luar. S singkatan dari Stimulus, dan R singkatan dari Respons.
Pada umumnya teori belajar yang termasuk ke dalam keluarga besar behaviorisme memandang manusia sebagai organisme yang netral-pasif-reaktif terhadap stimuli di sekitar lingkungannya. Orang akan bereaksi jika diberi rangsangan oleh lingkungan luarnya. Demikian juga jika stimulus dilakukan secara terus menerus dan dalam waktu yang cukup lama, akan berakibat berubahnya perilaku individu. Misalnya dalam hal kepercayaan sebagian masyarakat tentang obat-obatan yang diiklankan di televisi. Mereka sudah tahu dan terbiasa menggunakan obat-obat tertentu yang secara gencar ditayangkan media televisi. Jika orang sakit maag maka obatnya adalah promag, waisan, mylanta, ataupun obat-obat lain yang sering diiklankan televisi. Jenis obat lain tidak pernah digunakannya untuk penyakit maag tadi, padahal mungkin saja secara higienis obat yang tidak tertampilkan, lebih manjur, misalnya : Syarat terjadinya proses belajar dalam pola hubungan S-R ini adalah adanya unsur: dorongan (drive), rangsangan (stimulus), respons, dan penguatan (reinforcement). Unsur yang pertama, dorongan, adalah suatu keinginan dalam diri seseorang untuk memenuhi kebutuhan yang sedang dirasakannya. Seorang anak merasakan adanya kebutuhan akan tersedianya sejumlah uang untuk membeli buku bacaan tertentu, maka ia terdorong untuk membelinya dengan cara meminta uang kepada ibu atau bapaknya. Unsur dorongan ini ada pada setiap orang, meskipun kadarnya tidak sama, ada yang kuat menggebu, ada yang lemah tidak terlalu peduli akan terpenuhi atau tidaknya.
Unsur berikutnya adalah rangsangan atau stimulus. Unsur ini datang dari luar diri individu, dan tentu saja berbeda dengan dorongan tadi yang datangnya dari dalam. Contoh rangsangan antara lain adalah bau masakan yang lezat, rayuan gombal, dan bahkan bisa juga penampilan seorang gadis cantik dengan bikininya yang ketat.
Dalam dunia aplikasi komunikasi instruksional, rangsangan bisa terjadi, bahkan diupayakan terjadinya yang ditujukan kepada pihak sasaran agar mereka bereaksi sesuai dengan yang diharapkan. Dalam kegiatan mengajar ataupun kuliah, di mana banyak pesertanya yang tidak tertarik atau mengantuk, maka sang komunikator instruksional atau pengajarnya bisa merangsangnya dengan sejumlah cara yang bisa dilakukan, misalnya dengan bertanya tentang masalah-masalah tertentu yang sedang trendy saat ini, atau bisa juga dengan mengadakan sedikit humor segar untuk membangkitkan kesiagaan peserta dalam belajar.
Dari adanya rangsangan atau stimulus ini maka timbul reaksi di pihak sasaran atau komunikan. Bentuk reaksi ini bisa bermacam-macam, bergantung pada situasi, kondisi, dan bahkan bentuk dari rangsangan tadi. Reaksi-reaksi dari seseorang akibat dari adanya rangsangan dari luar inilah yang disebut dengan respons dalam dunia teori belajar ini. Respons ini bisa diamati dari luar. Respons ada yang positif, dan ada pula yang negatif. Yang positif disebabkan oleh adanya ketepatan seseorang melakukan respons terhadap stimulus yang ada, dan tentunya yang sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan yang negatif adalah apabila seseorang memberi reaksi justru sebaliknya dari yang diharapkan oleh pemberi rangsangan.
Unsur yang keempat adalah masalah penguatan (reinforcement). Unsur ini datangnya dari pihak luar, ditujukan kepada orang yang sedang merespons. Apabila respons telah benar, maka diberi penguatan agar individu tersebut merasa adanya kebutuhan untuk melakukan respons seperti tadi lagi. Seorang anak kecil yang sedang mencoreti buku kepunyaan kakaknya, tiba-tiba dibentak dengan kasar oleh kakaknya, maka ia bisa terkejut dan bahkan bisa menderita guncangan sehingga berakibat buruk pada anak tadi. Memang anak tadi tidak mencoreti buku lagi, namun akibat yang paling buruk di kemudian hari adalah bisa menjadi trauma untuk mencoreti buku karena takut bentakan. Bahkan yang lebih dikhawatirkan lagi akibatnya adalah jika ia tidak mau bermain dengan buku lagi atau alat tulis lainnya. Itu penguatan yang salah dari seorang kakak terhadap adiknya yang masih kecil ketika sedang mau memulai menulis buku. Barangkali akan lebih baik jika kakaknya tadi tidak dengan cara membentak kasar, akan tetapi dengan bicara yang halus sambil membawa alat tulis lain berupa selembar kertas kosong sebagai penggantinya. Misalnya, “Bagus!, coba kalau menggambarnya di tempat ini, pasti lebih bagus”.
Dengan cara penguatan seperti itu, sang anak tidak merasa dilarang menulis. Itu namanya penguatan positif. Contoh penguatan positif lagi, setiap anak mendapat ranking bagus di sekolahnya, orang tuanya memberi hadiah berwisata ke tempat-tempat tertentu yang menarik, atau setidaknya dipuji oleh orang tuanya, maka anak akan berusaha untuk mempertahankan rankingnya tadi pada masa yang akan datang.
Ada tiga kelompok model belajar yang sesuai dengan teori belajar behaviorisme ini, yaitu yang menurut namanya disebut sebagai hubungan stimulus-respons (S-R bond), pembiasaan tanpapenguatan (conditioning with no reinforcement), dan pembiasaan dengan penguatan (conditioning through reinforcemant). Ada satu lagi teori belajar yang masih menganut paham behaviorisme ini adalah teori belajar sosial dari Bandura.
o   HUMANISTIK
>Abraham Maslow
            Humanisme yakin bahwa manusia memiliki di dalam dirinya potensi untuk berkembang sehat dan kreatif, dan jika orang mau menerima tanggung jawab untuk hidupnya sendiri, dia akan menyadari potensinya, mengatasi pengaruh kuat dari pendidikan orang tua, sekolah, dan tekanan sosial lainnya.
·         Struktur Kepribadian                                
Pandangan humanisme dalam kepribadian
menekankan hal-hal berikut:
-          Holisme
            Holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkah laku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian yang berbeda. Pandangan holistic dalam kepribadian, yang terpenting adalah: kepribadian normal ditandai oleh utinitas, integrasi, konsistedan konherensi. Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi. Organisme memiliki satu drive yang berkuasa, yakni aktualisasi diri. Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal.
-          Menolak Riset Binatang
            Psikologi humanistic menekankan perbedaan antara tingkah laku manusia dengan tingkah laku binatang. Riset binatang memandang manusia sebagai mesin dan mata rantai refleks-kondisioning, mengabaikan karakteristik manusia yang unik. Menurut Maslow, behaviorisme secara filosofis berpandangan dehumanisasi.
-          Manusia Pada dasarnya Baik
            Menurut Maslow, manusia memiliki struktur psikologik yang analog dengan struktur fisik. Beberapa sifat menjadi cirri umum kemanusiaan, sifat-sifat lainnya menjadi cirri unik individual. Manusia mempunyai struktur yang potensial untuk berkembang positif.
-          Potensi Kreatif
            Kreativitas adalah potensi semua orang, yang tidak memerlukan bakat dan kemampuan yang khusus. Umumnya orang justru kehilangan kreativitas karena proses pembudayaan. Hanya sedikit orang yang kemudian menemukan kembali potensi kreatif yang segar, naïf, langsung, dalam memandang segala sesuatu.
-          Menekankan Kesehatan Psikologik
            Dalam pandangan ini, apa yang baik adalah semua yang memajukan aktualisasi diri, dan yang buruk atau abnormal adalah segala hal yang menggagalkan atau menghambat atau menolak kemanusiaan sebagai hakekat alami.
·         Dinamika Kepribadian
Teori Hirarki Kebutuhan
-      Kebutuhan dasar 1: Kebutuhan Fisiologis (makan,minum, istirahat, seks, dsb)
-  Kebutuhan dasar 2: Kebutuhan Keamanan (mempertahankan kehidupan jangka panjang)
-     Kebutuhan dasar 3: Kebutuhan Dimiliki dan Cinta
-     Kebutuhan dasar 4: Kebutuhan Harga Diri (menghargai diri sendiri dan penghargaan orang lain)
-     Kebutuhan meta: Kebutuhan Aktualisasi Diri (memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri, menjadi manusia yang utuh)
·         Aplikasi dan Teknik Konseling
Neurotic
Menurut Maslow, manusia itu lahir dengan keinginan dasar berkembang sehat, menuju aktualisasi diri. Gagal dalam mengembangkan keinginan dasar itu akan menimbulkan neurosis dan perkembangan abnormal. Penderita neurotic adalah orang yang terhalang atau menghalangi diri sendiri dari memperoleh kepuasan kebutuhan dasar mereka sendiri.
Teknik Konseling
            Menurut Maslow, kepuasan kebutuhan dasar hanya dapat terjadi melalui hubungan        interpersonal, karena itu terapi harus bersifat interpersonal. Suasana terapi harus melibatkan perasaan saling berterus terang, saling percaya, dan tidak defensive. Dalam suasana yang demokratis, terapi harus memberi klien penghargaan, cinta, dan perasaan bahwa klien itu berada dalam alur perkembangan yang benar. Dengan kata lain, terapis harus memuaskan kekurangan kebutuhan dasar klien.

I.       PENGARUH BAWAAN DAN LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU
o   Teori Nativisme (tokohnya adalah Schopenhauer): perkembangan manusia itu ditentukan oleh faktor-faktor nativus (keturunan) yakni faktor yang dibawa sejak lahir.
o   Teori Empirisme (John Lock dengan tabula rasanya): perkembangan individu itu ditentukan oleh empirisnya atau pengalaman-pengalaman dari lingkungannya bukan dari faktor keturunan.
o   Teori Konvergensi (William Stern): merupakan gabungan dari teori ntivisme dan empirisme. Menurut teori ini, perkembangan manusia itu ditentukan oleh faktor yang dibawa sejak lahir (faktor endogen) dan faktor lingkungan (termasuk pengalaman-pengalaman) yang merupakan faktor exogen. Faktor endogen adalah faktor  yang dibawa sejak dalam kandungan hingga kelahiran (ex: faktor kejasmanian, tempramen dan bakat atau aptitude). Faktor exogen adalah faktor yang datang dari luar diri individu, ex: pengalaman, pendidikan, dsb.
J.      MANFAAT PSIKOLOGI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN SALAH KAPRAH PSIKOLOGI
Manfaat dari ilmu psikologi ini erat kaitanya dengan tugas yang dijalankannya, yaitu:
>Deskripsif: mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi.
>Prediktif: mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi.
>Pengendalian: mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan.
>Menyusun teori: merumuskan hukum-hukum atau ketentuan-ketentuan mengenai hubungan kondisi satu dengan kondisi yang lain, perilaku satu dengan perilaku yang lain.
Sumbangan ilmu psikologi dibidang-bidang lain yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, pendidikan, rekruetment, kesejahteraan, MSDM, dsb:
>melakukan penelitian, >menyusun progam pendidikan maupun penelitian, >pemberian konseling dan psikoterapi, >melakukan persiapan psikologis bagi penderita yang mengalami prosedur medikal dan operasi, >melakukan usaha pencegahan, menghentikan atau mengalikan perilaku-perilaku yang menyimpang, >usaha prevensi dan intervensi kelompok pada masyarakat yang terkena musibah, dsb.
Salah kaprah tentang psikologi:
>salah penggolongan
>terjebak dengan kata psikotes
>psikologi melakukan de-humanisasi
>para psikologi bagian dari psikologi 


0 komentar:

Posting Komentar