This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Pages

Minggu, 23 Juli 2017

Diwarnai Gol Cantik Kosuke, Persela Tahan Imbang Persiba Balikpapan


Persela melakoni laga tandang melawan Persiba Balikpapan (Ahad, 23/0717). Target meraih poin diusung pelatih Persela Heri Kiswanto setelah di laga sebelumnya Persela takluk 3-1 atas Bhayangkara FC di Surajaya Lamongan. Persela harus tampil all out melawan Persiba untuk menambah poin dan memperbaiki posisi di klasemen Gojek Traveloka Liga 1. Hasilnya, Persela sukses mencuri satu poin setelah mampu menahan imbang Persiba Balikpapan dengan skor 2-2.
Starter yang diturunkan Herkis berbeda dengan laga sebelumnya. Pada laga yang berlangsung di Stadion Parikesit Balikpapan itu mayoritas pemain yang dipilih Herkis adalah pemain muda. Persela memang tampil dengan kondisi skuad yang compang camping akibat banyak pemain inti yang absen seperti Ivan Carlos, Eka Ramdani, Saddil Ramdani bahkan center back Marcio Rozario dipastikan tak lagi memperkuat Persela setelah manajemen memutuskan utnuk mengahiri kontrak pemain tersebut. Pemain seperti Rio Pratama, Sandy Septian dan tentu saja si mungil Fahmi Al Ayyubi diberi kesempatan untuk melakoni pertandingan sejak menit pertama.

Selain karena banyaknya pemain kunci yang absen pada laga tersebut, Herkis nampaknya melakukan rotasi pemain mengingat di laga selanjutnya Persela akan menghadapi tim kuat Barito Putra di Surajaya Lamongan. Jose Coelho, M. Agung Pribadi, serta Edy Gunawan dan Aang Suparman yang di laga sebelumnya tampil sebagai starter diistirahatkan pada laga tersebut. Formasi yang dipilih Herkis pada laga tersebut juga agak lain dari biasanya, formasi 5-2-3 dipilih Herkis pada laga tersebut. Taufiq Kasrun dan Juan Revi diberi kesempatan bermain untuk mengisi pos bek kanan dan tengah.

Seperti biasa, di menit-menit awal Persela tampil menunggu dan menumpuk di area pertahanan sendiri sembari mencari cela untuk melakukan serangan balik dari sisi sayap. Samsul Arifin yang mengisi posisi bek sayap kiri sering kali maju membantu penyerangan. Berbeda dengan Taufiq Kasrun di kanan yang lebih diinstruksikan untuk tidak melewati garis tengah dan lebih fokus pada pertahanan. Tidak adanya pengatur serangan di lini tengah Persela seringkali bola-bola lambung diarahan ke depan. Kosuke yang berduet dengan Juan Revi tidak mampu menjadi jendral lapangan tengah. Sehingga permainan lebih banyak dikuasi oleh para pemain Persiba.

Buruknya kinerja lini belakang Persiba dapat dimanfaatkan oleh para pemain Persela untuk memecah kebuntuhan pada menit ke 22. Berawal dari serangan di sisi kanan pertahan Persiba, Sandy mengirim umpan ciamik ke depan gawang Persiba. Kosuke yang menyambut umpan tersebut tanpa pengawalan mampu membobol gawang Persiba dengan tendangan setengah salto. Lini pertahanan Persela juga bukan tanpa celah, para pemain Persiba sering kali melakukan seragan dari sisi kanan pertahanan Persela yang dikawal Taufiq Kasrun. Tusukan para pemain Persiba dari sisi sayap kanan yang dimotori Anmar Almubaraki sering kali membuat barisan pertahanan utamanya di sisi sayap kanan kocar kacir. Hasilnya bermula dari serangan di sisi kanan pertahanan Persela, salah seorang pemain Persiba mampu mengirim umpan ke tengah yang disambut dengan tendangan voli oleh Dirkir Glay untuk membuat pertandingan menjadi sama kuat 1-1 sampai babak pertama berakhir.
Di awal babak kedua, Herkis menarik Juan Revi dan Sandy Septian yang tampil kurang maksimal untuk digandikan Agung Pribadi dan Edy Gunawan. Pergantian tersebut nampaknya tidak berarti apa-apa bagi permaian Persela. Petaka justru terjadi pada menit ke 56. Lagi-lagi buruknya sisi kanan pertahanan Persela mampu dimanfaatkan oleh Marlon da Silva untuk melakukan penetrasi dan memberikan umpan tarik yang gagal di halau Zainal Haq sehingga Bryan Cesar yang tepat berada di depan bola tersebut mampu mengkonversikannya menjadi gol ke dua untuk Persiba. Persela tertinggal 1-2.

Di sisa menit pertandingan nampaknya para pemain Persiba optimis meraih kemenangan sebagai kado ulang tahun coach Milo Seslija yang baru saja genap berumur 53 tahun. Namun sayang, kelengahan pertahanan Persiba dalam melakukan pressing dibayar mahal oleh gol Persela yang dicetak Taufiq Kasrun. Berawal dari pelanggaran yang dilakukan pemain Persiba. Agung Pribadi yang menjadi eksekutor mengirim umpan ke tiang jauh yang dapat dijangkau Taufiq. Tanpa pengawalan Taufiq mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2.

Segala upaya telah dilakukan pemain Persela namun sayang hingga menit akhir babak kedua tidak ada gol tambahan yang terjadi. Persela harus puas berbagi poin dengan Persiba Balikpapan. Hasil imbang tersebut menjadikan Persela tetap tidak beranjak di posisi 14 klasemen sementara Gojek Traveloka Liga 1. Berikut susunan pemain Persela pada laga tersebut.

Pelatih: Heri Kiswanto

(5-2-3) Choirul Huda (Pg/c), Taufiq Kasrun, Rio Pratama, Zainal Haq, Eky Taufiq, Samsul Arifin, Juan Revi (M. Agung Pribadi), Kosuke Yamazaki, Fahmi Al Ayyubi (Zainal Arif), Samsul Arif, Sandy Septian (Edy Gunawan).      

Senin, 17 Juli 2017

Kemana Lini Pertahanan Tangguh Persela Seperti Saat Melawan Persib?


Senin, 17 Juli 2017 Persela kembali berlaga di kandang sendiri setelah sebelumnya bermain away di kandanag Maung Bandung. Bermain di hadapan publik sendiri lawan yang dihadapi adalah Bhayangkara FC. Kembali bermain di kandang sendiri, kembali pula puluhan ribu LA Mania yang atusias berbondong-bondong datang ke stadion Surajaya guna mendukung Persela Lamongan berlaga. Optimisme tinggi diucapakan pelataih Heri Kiswanto pada saat sesi konferensi press sehari sebelum pertandingan pun begitu juga dengan LA Mania yang optimis tim kebanggaannya akan memenangkan pertandingan yang dipimpin wasit Thoriq M. Alkatiri. Namun sayang, harapan tinggal harapan. Persela takluk 1-3 dari Bhayangkara FC berkat gol yang dicetak oleh brace Thiago Furtuoso dan Paulo Sergio lewat titik putih sedangkan gol hiburan Persela dicetak Samsul Arifin 3 menit menjelang akhir babak pertama usai.

Satu hal yang menarik adalah kemana pertahan tangguh Persela seperti saat melawan Persib Bandung. Persela pada saat melawan Persib mampu tampil solid menahan gelombang serangan Persib yang bertubi-tubi. Sedangkan saat melawan Bhayangkara FC lini pertahanan Persela tampil loyo dan kurang solid. So, faktor apa yang melatarbelakangi Persela mampu dijebol gawangnya oleh Bhayangkara sebanyak tiga kali?

Pertama adalah krisis di lini pertahan. Tidak adanya Marcio Rozario serta Zainal Haq di line up Persela memaksa Herkis memainkan Eky Taufik sebagai center back berdampingan dengan Aang Suparman. Jelas sudah, Eky yang berposisi asli sebagai wing back kanan sering kali melakukan kesalahan. Komunikasi dengan Aang Suparman juga tidak berjalan dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan proses gol pertama Bhayangkara. Terlepas dari Dendy Sulistyawan offside atau tidak tetapi Eky kurang koordinasi sehingga salah mengantisipasi bola liar di depan gawang Persela yang kemudian Thiago mampu mengelabui Huda yang sudah maju meninggalkan pos gawangnya. Memainkan Eky sebagai centre back memang sebuah keputusan pasrah yang dilakukan Herkis mengingat Persela krisis center back.

Gol kedua Bhayangkara juga merupakan buah dari keteledoran Birrul Walidain. Terlepas dari kontoversi penalti yang diberikan wasit untuk Bhayangkara. Birrul yang diinstruksikan untuk menjaga Dendy sering kali gagal mengawal mantan pemain Persela tersebut. Penampilan apik Birrul seperti saat melawan Persib tidak nampak pada pertandingan melawan Bhayangkara. Puncaknya adalah penalti serta kartu kuning pertama akibat protes keras Birrul kepada wasit dan kartu kuning kedua yang mengharuskan Birrul diusir keluar lapangan dan harus mandi lebih cepat dari rekan-rekannya. Persela yang tertinggal dua gol oleh Bhayangkara dan mencoba mengejar ketertinggalan semakin berat setelah Persela harus bermain dengan 10 orang setalah Birrul mendapat kartu kuning kedua. Akibatnya lini pertahanan Persela kalang kabut saat Bhayangkara mencetak gol ketika di injury time dari hasil serangan balik cepat yang dimotori oleh Thiago.
Seharusnya, Herkis mungkin bisa mempercayakan pos centre back kepada Kosuke Yamazaki yang mampu tampil apik saat melawan Persib. Sedangkan posisi Kosuke di lini tengah bisa diisi Juan Revi yang mempunyai tipikal permainan sama dengan Kosuke Yamazaki. Namun sayang Herkis lebih memilih Eky Taufik untuk mengisi pos di posisi center back.

Kedua, absennya Eka Ramdhani mempengaruhi permainan Persela. Lini tengah Persela melawan Bhayangkara diisi oleh M. Agung Pribadi, Kosuke Yamazaki, dan Jose Maria Barbosa Alves atau Coelho. Eka adalah roh dari permainan Persela, serangan Persela juga lahir dari kaki Eka Ramdhani. Absennya Eka memang mampu digantikan oleh Coelho, namun masalahnya adalah lini tengah Persela lainnya kurang padu tanpa adanya Eka. Dalam beberapa pertandingan Persela sebelumnya, lini tengah Persela selalu diisi oleh Eka, Agung dan Kosuke. Sehingga lini tengah Persela saat melawan Bhayangkara tersebut kurang padu dalam merancang serangan Persela.

Ketiga, Strategi Herkis. Persela yang main di kandang sendiri harusnya mampu tampil percaya diri dan mengusai jalannya pertandingan. Akan tetapi, nampaknya Herkis masih belum move on dari stategi yang diterapkan saat melawan Persib. Di awal babak pertama, Persela cenderung lebih bertahan dan menunggu untuk selanjutnya melakukan serangan balik yang motori kedua sayap dari Persela Edy Gunawan dan Fahmi Al Ayyubi. Startegi ini hampir sama dengan yang diterapkan saat melawan Persib yang menggunakan startegi defensif. Namun agaknya Herkis tidak menyadari bahwa Persela krisis center back setalah absennya Marcio dan Zainal Haq. Efeknya adalah, di menit awal Bhayangkara mampu beberapa kali mengancam gawang Persela. Beruntung ada sosok Choirul Huda yang beberapa kali mampu mengamankan gawangnya dari kebobolan di menit awal. Sehingga Persela harus mempunyai opsi lain dalam melakukan serangan dan tidak bergantung pada sisi sayap Persela meskipun memang sebenarnya sisi sayap Persela tampil cukup baik.

Selain itu, absennya Ivan Carlos juga sedikit mempengaruhi ketajaman Persela. Samsul yang diplot menggantikan Ivan di posisi striker tidak mampu melepaskan penjagaan Otavio Dutra dan Indra Kahfi sehingga Samsul kesulitan untuk bergerak bebas mengobrak-abrik lini pertahan lawan seperti biasanya.

Well, sepakbola memang susah untuk diprediksi. Terkadang seorang pelatih yang sudah matang-matang merancang strategi seringkali hasilnya berbeda di lapangan. Meskipun Persela tidak mampu membuat LA Mania yang sudah hadir di stadion bersorak gembira tapi apresiasi tinggi tetap diberikan kepada tim Laskar Joko Tingkir yang sudah berjuang mengeluarkan permainan terbaiknya. Tidak ada yang menginginkan kekalahan memang, apalagi tim tersebut bermain di kandang sendiri namun namanya sepakbola pasti ada yang menang ada yang kalah. Tetap respect untuk Persela Lamongan dan selamat untuk Bhayangkara FC atas kemenangannya.

Forza Persela.

Di sebuah keheningan malam, aku yang tidak bisa mendukung langsung Persela berlaga. Malang.

         

Sabtu, 15 Juli 2017

Kilas Balik Pertandingan Persela vs Persib (Rabu, 13 Juli 2017) di Stadion GBLA



Awalnya nggak ada niatan buat mau nulis ini. Semua berawal dari keisengan saya mengomentari pertandingan Persib vs Persela yang saya curahkan pada status/ PM di BBM. Ketika itu saya mengomentari pertandingan Persib vs Persela pada babak pertama dimana Persela tertinggal 1-0 atas Persib dengan gol yang dicetak Sohei Matsunaga. Persela di babak pertama menurut saya cukup efektif dalam bertahan tapi lemah pada penyerangan. Persela di babak pertama hanya mengandalkan serangan balik cepat dari sisi sayap yang dimotori Fahmi Al Ayyubi di sisi kiri sedang Edy Gunawan di sisi kanan bahkan Samsul Arif yang diplot sebagai penyerang tunggal sering bergerak juga dari sisi sayap. 

Selain itu lini tengah Persela juga kurang kreatif dalam membantu penyerangan, Eka Ramdani seolah bingung harus mengirim bola ke arah mana mengingat pemain Persib melakukan pressing ketat bahkan sejak Persela memainkan bola di area sendiri. Akibatnya lini tengah Persela sering mengirimkan umpan-umpan jauh yang mampu dimentahkan lini belakang Persib begitu juga serangan dari sisi sayap yang mampu dicover dengan baik oleh bek Persib dengan kuartet Supardi Nasir, Vlado, Jupe dan Toni Sucipto.

Intinya adalah, saya meremehkan strategi yang diterapkan oleh Heri Kiswanto (pelatih Persela) di babak pertama. Bahkan dalam status BBM saya tersebut saya memprediksi dan bertaruh jika Herkis tidak akan merubah strategi bermain Persela seperti pada babak pertama.

Namun begitu kick off babak kedua dimulai, semua prediksi saya mentah seketika. Permainan Persela berubah 200°, seolah jurus apa yang digunakan oleh Herkis pada jeda babak pertama sehingga permainan Persela di babak kedua tampil dengan permainan yang ngotot dan tak kenal menyerah meski tertinggal satu gol dari Persib. Permainan Persela begitu offensif hingga mampu menciptakan peluang" berbahaya ke gawang Persib yang dijaga oleh M. Natsir.
Memasuki menit 58, Herkis menarik Zainal Haq dan menggantinya dengan Zainal Arif. Boom, pergantian tersebut membuat saya tercengang bukan kepalang. Bagaimana tidak, Zainal Haq seorang bek tengah digantikan Zainal Arif yang seorang gelandang. Hal ini jelas akan meninggalkan lubang di posisi bek tengah yang praktis hanya ada A'ang Suparman sebagai bek tengah murni.

Pergantian tersebut bagi saya adalah sebuah perjudian besar yang dilakukan oleh Herkis. Namun agaknya saya lupa bahwa Herkis adalah pelatih yang sarat akan pengalaman dan tentu sudah memikirkan matang" pergantian tersebut. Dan benar saja, lagi" prediksi saya salah. Permainan Persela tetap tidak berubah, banyak peluang" berbahaya yang mampu diciptakan oleh Pemain Persela yang tetap pada permainan ofensif. Lini tengah Persela mampu mengimbangi lini tengah Persib dengan Hariyono, Kim Kurniawan, serta si Marque Player Essien yang diturunkan oleh coach Djanur. Lantas apa kabar lini belakang Persela setelah ditariknya Zainal Haq? Ternyata lini belakang Persela tetap solid bahkan pemain Persib tidak mampu menembus area pertahanan Persela. Lah, bagaimana bisa? Ternyata saya lupa bahwa di stater Persela terdapat sosok Kosuke Yamazaki yang diplot mengisi posisi central back yang ditinggalkan oleh Zainal Haq. Kosuke yang posisi aslinya adalah gelandang pengangkut air justru bermain bagus meski bermain bukan pada posisi naturalnya. Kosuke mampu melakukan intersep yang bahkan intersep yang dilakukan Kosuke terbanyak dari pemain lain pada pertandingan tersebut. Sehingga amanlah gawang Choirul Huda dari kebobolan untuk kali kedua.

Singkatnya, setelah melakukan serangkaian upaya serangan yang belum menemui hasil. Berawal dari sepakan pemain Persela ke gawang Persib yang lepas dari sergapan Natsir bola rebound coba dikejar oleh Samsul Arif hingga Natsir menabrak tubuh Samsul hingga Samsul terjatuh dan Pritttt... Wasit menunjuk titik putih. Samsul maju sebagai eksekutor dan dengan dingin mampu menaklukkan Natsir sehingga skor menjadi sama kuat 1-1.
Gol Samsul Arif membuat saya kegirangan bahkan kata" kotor tidak mampu saya tahan keluar dari mulut saya karena saking gembiranya menyambut gol yang dicetak Samsul. Bukan tanpa alasan mengapa saya begitu girang dengan momen tersebut. Saya yang tidak bisa menonton langsung pertandingan Persela di stadion terima pasrah hanya bisa menonton melalui streaming (dengan kuota internet) di HP bahkan TV pun memang tidak ada.

Well, terlepas dari cibiran orang yang menganggap bahwa Persela mampu menahan Persib berkat gol penalti adalah sebuah keberuntungan. Saya sangat tidak sependapat dengan itu. Bagi saya, gol tersebut adalah buah dari hasil kerja keras pemain Persela yang tidak pantang menyerah meski tertinggal oleh Persib yang bahkan secara kualitas pemain Persib lebih baik dari Persela. Selain itu juga, hasil dari taktik jitu sang empunya nahkoda Heri Kiswanto yang mampu membangkitkan pemain Persela bangun dari tidur pada babak pertama.

So, proud to be Persela fans and have a nice read also sorry if I have maked you feel not comfortable on my status in BBM that time.

Di Unyil Coffe, Malang.

#PerselaLamongan #ProudToBePerselaFans #PerselaForever #LearnToWrite #Amateur