Pages

Sabtu, 01 Februari 2014

Jualan Terompet, Kantongi Rp4 Juta

Seorang pedagang terompet bernama menata barang dagangannya di kawasan Bintaro, Tangerang SelatanJAKARTA - Siapa yang tidak kenal terompet? Anak-anak kecil hingga dewasa pun mengetahui alat yang hanya dengan menghembuskan nafas langsung berbunyi ini. Tetapi ternyata, di balik lengkingan suaranya, tidak banyak masyarakat yang memilih profesi untuk menjual terompet. Pasalnya, terompet merupakan permainan yang dijual di saat-saat moment tertentu saja. Tapi, bukan berarti hari-hari biasa tidak ada yang berjualan.

Salah satunya Tini, seorang wanita yang kesehariannya menghabiskan waktu untuk mengurus buah hati mengaku sebagai penjual terompet dadakan. Dia menjadi penjual terompet di saat momen Natal dan Tahun Baru.

Tini mengatakan, menjadi tukang terompet di saat Natal dan Tahun baru merupakan suatu keuntungan baginya. Dia menjual terompet dengan jenis yang beragam, misalnya terompet jenis pompa, terompet jenis naga, terompet jenis tanjidor, terompet jenis corong. Tidak hanya terompet, topi bermotifkan rumbai juga dijual olehnya, sebagai perlengkapan Tahun Baru.

"Kalau tahun ini, saya jualan dari tanggal 23 Desember, lumayan penghasilannya. Kalau lagi tidak jualan, saya di rumah saja, jaga anak sama anter anak sekolah," ucap Tini kepada Okezone, Jakarta, Senin (30/12/2013).

Tini mengaku, sudah menjadi penjual terompet selama lima tahun. Dirinya pun tetap menjual terompet di pinggiran Stasiun Cikini. “Kalau dulu saya jualan persis di Stasiun Cikini, sekarang kan sudah di seberangnya," tambahnya.

Untuk Natal dan Tahun Baru 2013 ini, Tini mengungkapkan bahwa penjualan terompet terbilang sepi jika dibandingkan dengan penjualan tahun lalu. Hingga saat ini, Tini menghitung pendapatannya baru mencapai Rp500 ribu.

"Kalau pendapatan tahun lalu saya sudah megang Rp2.250.000, kalau sekarang kan musim hujan, jadi yang belinya juga jarang," imbuhnya.

Wanita setengah baya itu pun menjual terompet-terompetnya dengan harga yang sangat terjangkau. Seperti terompet pompa dijual dengan harga Rp20 ribu per unit, terompet corong Rp3 ribu per unit, terompet tanjidor Rp15 ribu, terompet naga Rp8 ribu, serta topi pesta di jual dirinya hanya Rp5 ribu.

"Ya tapi kadang saya jualnya juga enggak satuan. Misalnya terompet corong dua Rp5 ribu, kaya begitu saja," pungkasnya.

Hingga Pergantian Tahun, Penjual Terompet Ini Bisa Kantongi Rp4 juta.

Tini mengaku, untuk tahun ini dirinya bisa meraih pendapatan sekira Rp4 juta. Pendapatan yang dia raih itu dari hasil menjual terompet.

"Saya jual terompetnya 2 Bajaj penuh, kalau ludes semua saya dapet Rp4 juta," kata Tini kepada Okezone, Jakarta, Senin (30/12/2013). 

Wanita yang pada saat hari biasa lebih banyak mengurusi anak dan keluarganya ini mengaku memilih menjadi penjual terompet lantaran memiliki keuntungan yang terbilang lumayan. "Sekarang pendapatan saya Rp500 ribu, hari ini sama besok biasanya ramai yang beli," jelasnya.

Walaupun baru mengantongi pendapatan Rp500 ribu, dirinya mengaku dalam sisa waktu satu hari pergantian tahun, akan mendapatkan penjualan yang lebih banyak lagi dari hari-hari sebelumnya. Dirinya pun tidak segan menjual dengan mengobral harga murah jika sudah mendekati waktu pergantian tahun.

"Biasanya kalau udah mau pergantian tahun udah ramai yang beli, kalau udah jam 12, malam Tahun Baru, saya jual harga sesuai dengan harga murah saja. Biar semuanya ludes," pungkasnya.

0 komentar:

Posting Komentar